Panduan_Strategi Management Sumber Daya Manusia (SDM)





Add caption
The Education and World of Work
www.myallona.online








 Strategi Management Sumber Daya Manusia

Munculnya strategi Management sejalan itu, konsep mengenai perencanaan pun berubah secara mendasar. Dari perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, berubah menjadi perencanaan strategik atau strategic planning yang di kenal juga nama corporate planning.

Konsep perencanaan pun berubah dari perencanaan rutin atau administratif, yang di bagi dalam kurun waktu menjadi managemet strategik. Perencanaan rutin yang disusun berdasarkan proyeksi statistik dan sebagainya ditinggalkan orang. Pada masa ini muncul pemasaran strategik dan sebagainya yang semuanya berbicara sesuatu yang bersifat stretegis.


Baca Juga


Management strategik merupakan jawaban untuk mengatasi  situasi turbulensi yang melanda perusahaan ataupun organisasi lainnya. Pendekatan lama yang selama ini dipergunakan tidak mampu lagi menjawab tuntutan yang berkembang.

Pendekatan lama yang menekankan pada suatu kondisi yang relatif statis, masa depan yang dapat diprediksi, dan relatif lingkungan eksternal yang pasti, ternyata tidak bisa berbuat banyak dalam menfhadapi situasi yang begitu dinamis.

Situasi yang berkembang memperlihatkan faktor-faktor lingkungan yang dapat memberikan dampak langsung dan serius terhadap kegiatan produksi maupun kegiatan perusahaan. Lingkungan ternyata begitu besar pengaruhnya, cepat berubah, dan sulit diduga, menjadi faktor yang strategis dan perlu dikelola secara khusus. Untuk itulah dikembangkan management strategik yang memperkenalkan pendekatan baru yaitu pendekatan " stakeholder ( stakeholder approach ).

Perubahan eksternal yang terjadi menuntut juga adanya perubahan internal dari perusahaan atau organisasi pada umumnya. Perubahan internal antara lain mencakup pemilik dan karyawan. Para karyawan dilihat sebagai salah satu stakeholder internal yang harus diperhatikan dengan baik oleh perusahaan.

Sementara itu, perubahan eksternal yang ada  adalah dalam bentuk besarnya pengaruh stakeholder eksternal terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Bahkan,tidak jarang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Stakeholder eksternal antara lain terdiri atas pemerintah baik tingkat pusat maupun regional dan lokal, pesaing-pesaing, gerakan  ataupun undang-undang mengenai perlindungan konsumen (Lembaga Konsumen, dll), media masa, kelompok-kelompok dengan kepentingan khusus, juga para pecinta lingkungan, konsep stakeholder inilah yang melandasi Management Strategik.

Strakeholder adalah setiap kelompok atau individu yang dapat memberikan dampak terhadap keherhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran atau tujuannya, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.

Perubahan di atas mengantar berkembangnya management strategik ini, menuntut adanya pola pikir yang strategis dalam mengelola manusia. Karenanya, di sebut dengan management strategik SDM.

Fungsi pengelolaan manusia dalam perusahaan menjadi fungsi yang strategis. Posisi atau dudukannya kini beralih dari sebelah kiri menjadi sebelah kanan pemimpin perusahaan (CEO). Dalam posisi ini pemimpin perusahaan akan menanyakan dan meminta pendapat  terlebih dahulu pada pengelola SDM di perusahaan bila akan melakukan ekspansi perusahaan.

Pertanyaannya berkaitan dengan kesiapan dan kemampuan SDM untuk melaksanakannya. Bahkan, dapat dikatakan perkembangan dan kemampuan atau daya saing perusahaan tergantung pada perkembangan, kemampuan, dan daya saing SDM-nya.

Perencanaan SDM masih berbicara bagaimana menghitung dan memenuhi kebutuhan jumlah karyawan pada waktu tertentu  sesuai dengan perencanaan perusahaan. Termasuk, berapa jumlah kebutuhan dan latar belakang pendidikan, berapa yang akan pensiun/berhenti, dari mana SDM bisa diperoleh dan sebagainya. Model yang dikenal  salah satunya adalah yang disebut dengan Markov Model. Proyeksi kebutuhan karyawan dikaitkan erat dengan proyeksi pertumbuhan/ekspansi bisnis atau perusahaan.

Perencanaan SDM-nya masih ditambah lagi dengan prediksi tuntunan kualifikasi atau kompetensi orangnya untuk masa depan sesuai Visi perusahaan. Perilaku kerja SDM seperti apa yang harus dimiliki perusahaan oasa tahun tertentu. Dalam hal ini termasuk budaya kerja dengan sistem nilai-nilai seperti apa yang harus dikembangkan saat ini guna mengantisipasi kebutuhan perubahan perilaku kerja pada masa mendatang tersebut.

Setelah itu harus pula segera dipilih strategi apa yang tepat dan program apa yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan untuk pengembangan SDM-nya. Kegiatan pengembangan manusia berubah bentuknya dari pelatihan menjadi pendidikan. Tuntutan kemampuan membuat prediksi kompetensi dan perilaku kerja inilah yang membuat pengelola SDM harus benar-benar orang pilihan dari perusahaan.

Dengan demikian, posisi duduk pengelola SDM adalah di depan. Cukup banyak perusahaan yang menempatkan fungsi dan peran pengelolaan SDM langsung ditangani oleh Chief Executive.

Peran SDM bukan lagi sekedar melayani kebutuhan perkembangan perusahaan, melainkan ikut menentukan arah dan gerak perusahaan di masa depan.


Baca Juga


Singkatnya, dalam menentukan Visi perusahaan, harus juga memasukkan Visi SDM yang diinginkan, jajaran pemimpin dari unit pengelola SDM harus mampu memahami bagaimana kegiatan dan proses kerja dari setiap unit kerja dan karakteristik sumber daya manusianya.

Mereka juga harus mampu berperan sebagai konsultan bagi unit kerja lain mengenai masalah sumber daya manusia, Misalnya dalam proses penempatan staf pada posisi yang penting di salah satu unit kerja. Di samping itu mereka juga harus mampu berperan sebagai  guru untuk meningkatkan pemahaman mengenai peran dan tugas serta kegiatan dari unit kerjanya pada unit kerja lain, Peran ini diperlukan agar kegiatan pengelola unit SDM dapat didukung oleh unit-unit kerja lain, dan karenanya dapat berjalan dengan baik.



Demikian Uraian Tentang  Strategi Sumber Daya Manusia (SDM),
Semoga Bermanfaan Dan Membantu Untuk Anda !





Add caption





👍

Comments